KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga
kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya
yang berjudul “Melestarikan Peninggalan Sosial Budaya”.
Dalam makalah ini berisikan tentang
pengertian social budaya dan cara melestarikannya. Kami menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari sempurna, oleh karna itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini
dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.
Amin.
Cibinong, 10 Januari 2013
Penyusun
1
Daftar
Isi
Kata
Pengantar 1
Daftar
Isi 2
Latar
Belakang 3
Sistematika 3
Sosial Budaya 4
Melestarikan
peninggalan Sosial Budaya 7
Cara Melestarikan Peninggalan Sosial Budaya 9
Kesimpulan 10
Daftar Pusaka 11
2
BAB
I
1.1
Latar Belakang
Sejak zaman dahulu, Indonesia terkenal dengan
sebagai bangsa yang memiliki kekayaan budaya daerah. Keanekaragaman budaya
daerah memberikan corak dan karakteristik kepribadian dan jati diri bangsa
Indonesia. Banyak orang yang menyebutkan Indonesia sebagai “Zamrud
Khatulistiwa”. Dan berkat perjalanan sejarah tersebut telah banyak mewariskan
peninggalan kebudayaan yang tidak terhingga nilainya.
Peninggalan – peninggalan tersebut dapat berupa
candi, prasasti, istana kerajaan, tempat – tempat kuno dan bersejarah, dan
sebagainya.
Dengan
begitu sudah seharusnya kita sebagai masyarakat Indonesia harus dapat menjaga
maupun melestarikan peninggalan – peninggalan tersebut agar dapat terus
memberikan manfaat bagi Indonesia.
1.2
Sistematika
Sistematika pada pembahasan yang kami bahas terdiri
dari :
·
BAB I
Ø 1.1 Latar Belakang
Ø 1.2 Sistematika
·
BAB II
Ø 2.1 pembahasan/Isi
·
BAB III
Ø 3.1 Kesimpulan
3
BAB
II
2.1
Pembahasan
Sosial Budaya
Sosial
budaya menurut sosiolog koentjaraningrat adalah sistem gagasan, tindakan, dan
hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dilahirkan dari diri
manusia dan berkembang melalui proses pembelajaran dan sosialisasi.
Dengan
demikian, manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial, yang senantiasa
membutuhkan orang lain. Pemenuhan kebutuhan manusia akan hubungan sosial tidak
dapat dipisahkan dari keberadaan manusia lain, terutama di Indonesia. Hal ini
dikarenakan Indonesia memiliki beragam suku, agama, ras, dan budaya. Keadaan
tersebut menuntut masyarakat untuk mampu membina dan melakukan hubungan sosial
yang baik.
Hubungan
sosial yang berlangsung di masyarakat ini lambat laun dapat memengaruhi
struktur sosial dan pola sosial budaya masyarakat. Proses ini lambat laun
menghasilkan nilai sosial yang khas, seperti gotong – royong, toleransi,
pangayuban, dan lain – lain. Nilai – nilai inilah yang lama kelamaan akan
mendarah daging di dalam kehidupan masyarakat, karna dianggap bernilai baik dan
positif.
Adapun
kata “budaya” yang berasal dari bahasa sansekerta, yaitu buddhayah atau budhi yang
berarti “akal”. Budaya sendiri dapat diartikan sebagai hal – hal yang
bersangkutan dengan akal. Menurut pendapat para ahli, kata budaya merupakan
perkembangan dari kata budi dan daya, yang berarti kemampuan dari akal yang
berupa cipta, rasa, dan karsa. Dengan begitu, budaya dapat diartikan sebagai
hasil dari cipta, rasa, dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
4
Selain itu, budaya menurut J.J Heonigman memiliki beberapa wujud, yaitu:
- Gagasan
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
- Aktivitas(tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
- Artefak(karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
5
Berdasarkan wujudnya tersebut, budaya memiliki beberapa elemen atau
komponen, menurut ahli antropology cateora, yaitu:
Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
Lembaga social
Lembaga social dan pendidikan memberikan peran yang banyak dalam kontek berhubungan dan berkomunikasi di alam masyarakat. Sistem social yang terbantuk dalam suatu Negara akan menjadi dasar dan konsep yang berlaku pada tatanan social masyarakat. Contoh Di Indonesia pada kota dan desa dibeberapa wilayah, wanita tidak perlu sekolah yang tinggi apalagi bekerja pada satu instansi atau perusahaan. Tetapi di kota – kota besar hal tersebut terbalik, wajar seorang wanita memilik karier
Lembaga social dan pendidikan memberikan peran yang banyak dalam kontek berhubungan dan berkomunikasi di alam masyarakat. Sistem social yang terbantuk dalam suatu Negara akan menjadi dasar dan konsep yang berlaku pada tatanan social masyarakat. Contoh Di Indonesia pada kota dan desa dibeberapa wilayah, wanita tidak perlu sekolah yang tinggi apalagi bekerja pada satu instansi atau perusahaan. Tetapi di kota – kota besar hal tersebut terbalik, wajar seorang wanita memilik karier
Sistem kepercayaan
Bagaimana masyarakat mengembangkan dan membangun system kepercayaan atau keyakinan terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi system penilaian yang ada dalam masyarakat. Sistem keyakinan ini akan mempengaruhi dalam kebiasaan, bagaimana memandang hidup dan kehidupan, cara mereka berkonsumsi, sampai dengan cara bagaimana berkomunikasi.
Bagaimana masyarakat mengembangkan dan membangun system kepercayaan atau keyakinan terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi system penilaian yang ada dalam masyarakat. Sistem keyakinan ini akan mempengaruhi dalam kebiasaan, bagaimana memandang hidup dan kehidupan, cara mereka berkonsumsi, sampai dengan cara bagaimana berkomunikasi.
6
Estetika
Berhubungan dengan seni dan kesenian, music, cerita, dongeng, hikayat, drama dan tari –tarian, yang berlaku dan berkembang dalam masyarakat. Seperti di Indonesia setiap masyarakatnya memiliki nilai estetika sendiri. Nilai estetika ini perlu dipahami dalam segala peran, agar pesan yang akan kita sampaikan dapat mencapai tujuan dan efektif. Misalkan di beberapa wilayah dan bersifat kedaerah, setiap akan membangu bagunan jenis apa saj harus meletakan janur kuning dan buah – buahan, sebagai symbol yang arti disetiap derah berbeda. Tetapi di kota besar seperti Jakarta jarang mungkin tidak terlihat masyarakatnya menggunakan cara tersebut.
Berhubungan dengan seni dan kesenian, music, cerita, dongeng, hikayat, drama dan tari –tarian, yang berlaku dan berkembang dalam masyarakat. Seperti di Indonesia setiap masyarakatnya memiliki nilai estetika sendiri. Nilai estetika ini perlu dipahami dalam segala peran, agar pesan yang akan kita sampaikan dapat mencapai tujuan dan efektif. Misalkan di beberapa wilayah dan bersifat kedaerah, setiap akan membangu bagunan jenis apa saj harus meletakan janur kuning dan buah – buahan, sebagai symbol yang arti disetiap derah berbeda. Tetapi di kota besar seperti Jakarta jarang mungkin tidak terlihat masyarakatnya menggunakan cara tersebut.
Bahasa
Bahasa merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap walayah, bagian dan Negara memiliki perbedaan yang sangat komplek. Dalam ilmu komunikasi bahasa merupakan komponen komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa memiliki sidat unik dan komplek, yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa tersebu. Jadi keunikan dan kekomplekan bahasa ini harus dipelajari dan dipahami agar komunikasi lebih baik dan efektif dengan memperoleh nilai empati dan simpati dari orang lain.
Bahasa merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap walayah, bagian dan Negara memiliki perbedaan yang sangat komplek. Dalam ilmu komunikasi bahasa merupakan komponen komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa memiliki sidat unik dan komplek, yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa tersebu. Jadi keunikan dan kekomplekan bahasa ini harus dipelajari dan dipahami agar komunikasi lebih baik dan efektif dengan memperoleh nilai empati dan simpati dari orang lain.
Melestarikan
Peninggalan Sosial Budaya
Peninggalan social budaya haruslah dilestarikan agar dapat
diwariskan kepada generasi selanjutnya untuk menambah wawasan dan pengetahuan,
juga untuk menanamkan rasa cinta terhadap tanah air dan bangsa Indonesia.
Melestarikan peninggalan social budaya merupakan kewajiban kita sebagai warga
negara Indonesia.
Menurut Davidson, warisan budaya diartikan sebagai produk
atau hasil budaya fisik dan tardisi-tradisi yang berbeda dan prestasi-prestasi
spiritual dalam bentuk nilai dari masa lalu yang menjadi elemen pokok dalam
jati diri suatu kelompok atau bangsa. Jadi, warisan budaya merupakan hasil
budaya fisik (tangible) dan nilai budayanya (intangible) dari masa lalu.
7
Nilai budaya dari masa lalu (intangible heritage) inilah
yang berasal dari budaya-budaya local yang ada di Nusantara, meliputi tradisi,
cerita rakyat dan legenda, bahasa bu, sejarah lisan, kreativitas (tari, lagu,
drama, pertunjukkan), kemampuan beradaptasi, dan keunikan masyarakat setempat.
Local disini tidak memngacu pada wilayah geografis, khususnya kabupaten/kota,
dengan batas-batas administrative yang jelas, tetapi lebih mengacu pada wilayah
budaya yang sering sekali melebihi wilayah administrative juga tidak mempunyai
garis perbatasan yang tegas dengan budaya yang lainnya. Budaya local juga juga
bisa mengacu pada milik penduduk asli (inlander) yang telah dipandang sebagai
warisan budaya. Berhubung pelaku pemerintahan Republik Indonesia adalah bangsa
sendiri, maka warisan budaya yang ada menjadi milik bersama.
Warisan budaya fisik terdiri atas:
1. Warisan budaya tidak
bergerak (immovable heritage) biasanya berada di tempat terbuka dan terdiri
atas situs, tempat bersejarah, bentang alam darat maupun air, bangunan kuno
dan/atau tempat bersejarah, dan patung-patung pahlawan.
2. Warisan budaya bergerak
(movable heritage), biasanya berada di dalam ruangan dan terdiri atas benda
warisan budaya berupa karya seni, arsip dokumen, foto, karya tulis cetak, dan
audiovisual berupa kaset, video, dan film.
Pasal 1 The World Heritage Convention membagi warisan budaya
fisik menjadi tiga yaitu:
1. Monumen, adalah hasil karya
aksitektur, patung dan lukisan dan kombinasi fitur-fitur tersebut yang
mempunyai nilai penting bagi sejarah, buadaya, dan ilmu pengetahuan.
2. kelompok banngunan, adalah
bangunan yang terpisah atau berhubungan yang dikarenakan arsitekturnya,
homogenitasnya, atau posisinya dalam bentang lahan mempunyai nilai penting bagi
sejarah, budaya, dan ilmu pengetahuan.
3. Situs, adalah hasil karya
manusia atau gabungan karya manusia dan alam, wilayah yang mencakup local yang mengandung
tinggalan arkeologis yang mempunyai nilai pentingbagi sejarah, estetika,
etnografi, atau antropologi.
8
Warisan budaya fisik dalam pasal 1 UU No.5 Tahun 1992
tentang benda-benda cagar budaya disebut sebagai benda cagar budaya
berupa benda buatan manusia dan benda alam yang dianggap mempunyai nilai
penting begi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan. Sedangkan lokasi yang
mengandung atau di duga mengandung benda cagar budaya di sebut ‘situs’.
Melestarikan berarti memelihara untuk waktu yang sangat
lama. Upaya pelestarian berarti upaya memelihara warisan budaya untuk
waktu yang sangat lama. Karena upaya pelestarian merupakan upaya memelihara
untuk waktu yang sangat lama,maka perlu dikembangkan upaya pelestarian sebagai
upaya yang berkelanjutan (suistainable).
Cara Melestarikan Peninggalan Sosial Budaya
Cara melestarikan peninggalan sosial budaya
sebenarnya sangat banyak tetapi, beberapa diantaranya adalah:
1.
Museum
dan Bangunan bersejarah
Untuk melestarikan museum, tentunya kita harus merawatnya
dan sering – sering membersihkannya. Tapi khususnya bagi para pelajar belum
tentu memiliki waktu luang yang cukup banyak, walau begitu, para pelajar masih
tetap harus merawatnya juga dengan cara, para pelajar dapat menyakinkan orang
tuanya untuk membayar pajak. Dan hasil dari pajak itu bias digunakan pemerintah
untuk memperkerjakan seseorang atau lebih untuk merawat museum.
2.
Tarian
Adat
Tarian adat dapat dikatakan sebagai salah satu tanda
untuk mengenal atau mengetahui lebih lanjut tentang suatu daerah. Maka dari
itu, agar daerah mudah dikenal masyarakat harus tetap melestarikannya. Misalnya
dengan cara menari tarian adat disaat upacara – upacara adat atau disaat
datangnya tamu dari luar negeri, selain agar tarian adat itu dapat
dilestarikan, dapat pula memperkenalkan warisan budaya negara terhadap orang
asing.
9
3.
Alat
Musik Daerah
Selain melestarikan tarian adat, alat musik daerah
juga perlu untuk dilestarikan. Dengan cara, mempelajarinya dan memainkannya.
4.
Cagar
Budaya
Cagar budaya dapat memberikan manfaat yang banyak
bagi manusia diantaranya seperti pendidikan, penelitian, pariwisata, promosi
budaya, keindahan, upacara adat, dan kepentingan sejarah pemerintahan. Dengan
begitu, sudah seharusnya kita untuk memeliharanya agar nantinya dapat terus
bermanfaat untuk kehidupan manusia kedepannya.
10
BAB
III
3.1 Kesimpulan
Sosial Budaya merupakan sistem
gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang
dilahirkan dari diri manusia dan berkembang melalui proses pembelajaran atau
sosialisasi.
Budaya dalam bahasa sansekerta adalah budhhayah yang berarti akal. Budaya
memiliki wujud yaitu gagasan, aktivitas atau tindkan, dan artefak atau karya.
Dengan adanya wujud – wujud itu budaya memiliki komponen – komponen yaitu
seperti kebudayaan material, kebudayaan nonmaterial, lembaga sosial, sistem
kepercayaan, estetika, dan bahasa.
Melestarikan peninggalan Sosial Budaya
merupakan cara agar peninggalan – peninggalan sosial budaya tersebut tidak
hilang atau punah nantinya. Melestarikan peninggalan sosial budaya juga dapat
dilakukan dengan cara seperti dengan tarian adat, alat musik adat, museum atau
bangunan – bangunan bersejarah, cagar alam, dan sebagainya.
11
Daftar
Pustaka
12
Komentar
Posting Komentar